
Satu Islam, Jerusalem – Para menteri Israel menuntut diakhirinya kegiatan mata-mata National Security Agency (NSA) Amerika Serikat (AS) atas negaranya menyusul diretasnya email kantor mantan pejabat Israel.
Mengutip Xinhua, Minggu 22 Desember 2013 Menteri Perhubungan Israel Katz mengatakan dia akan menekan Kabinet Israel serta menuntut agar AS berhenti memata-matai Israel. Sementara Menteri Menteri Urusan Internasional dan Strategis Yuval Steinitz mengatakan kepada Radio Israel bahwa penyadapan tersebut illegal.
“Padah kami tidak melakukan aktifitas spionase yang diarahkan ke Presiden AS, Gedung Putih atau Menteri Pertahanannya. ” kata Steinitz
Kecaman juga muncul dari Menteri Perumahan Israel Uri Ariel. Melalui radio Israel ia mengatakan AS harus mengakui kesalahannya.
Melansir Associated Press, Minggu (11/12/2013), mereka juga meminta AS untuk melepaskan kegiatan memata-matainya serta meminta mata-mata tersebut dipenjara karena telah mengungkapkan materi rahasia kepada Israel.
Selain menuntut dihentikannya aktifitas memata-matai Israel, para pejabat tersebut juga menuntut pembebasan Jonathan Pollard, seorang warga negara AS yang dijatuhi hukuman seumur hidup pada tahun 1985, atas tuduhan membocorkan rahasia negaranya kepada Israel.
Terhadap persoalan Jonathan, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memberikan perhatian khusus.
Dalam pertemuannya dengan kabinet Israel, Netanyahu menyampaikan pemerintahnya telah mengangkat masalah tersebut melalui pembicaraan pribadi dengan pemerintah AS selama akhir pekan untuk meminta dibebaskannya Jonathan.
Dokumen yang bocor ke surat kabar pekan lalu oleh mantan kontraktor NSA Edward Snowden mengungkapkan bahwa badan intelijen Inggris GCHQ bekerja sama dengan NSA menargetkan alamat email kantor milik perdana menteri Israel Netanyahu , mantan Perdana Menteri Ehud Olmert dan mantan Menteri Pertahanan Ehud Barak. (ET)
OK BANG